Modifikasi Hardware Wireless Router WRT54GL
Akhirnya
setelah bersusah payah menyolder, berhasil juga memasang SD card di
router WRT54GL. Ceritanya panjang sampe bisa melakukan ini.
Minggu lalu ceritanya kami pergi belanja RAM untuk laptopku, sekalian
mau cari wireless access point untuk development program yang sedang
kubuat. Sebelum beli access point, tadinya konfigurasinya adalah:
ADSL Modem —(via kabel ethernet)–> Laptop Acer ber-OS Linux —(via wireless)–> Macbook
Nah, sekarang Nokia E61 dan HP iPaq Risna juga mau dilibatkan disitu,
dan daripada repot mensetup yang cukup ribet, sepertinya beli access
point akan lebih mudah. Di Chiang Mai, toko-toko komputer relatif kecil,
dan pilihan merk nggak terlalu banyak, jadi kami nggak terlalu berharap
bisa dapet merk bagus dengan harga murah. Tapi tidak disangka, kami
nemu Linksys WRT54GL, router yang dikeluarkan kali pertama di tahun 2005
ini katanya dah nggak dijual lagi di luar Amerika. Sejak dibeli Cisco,
produk Linksys yang tadinya memakai OS Linux diganti dengan VxWorks.
Nah, yang menarik dari router ini adalah bahwa router ini bisa dioprek,
baik software maupun hardwarenya.
Meski sudah seminggu, baru kemarin aku nginstall firmware baru:
dd-wrt,
soalnya kalo nginstall di hari kerja, bakalan dioprek sampe pagi.
Kemarin Risna pergi retreat, jadi pulang sendiri. Daripada Jumat malem
nganggur, aku berencana menginstall dd-wrt dan memodifikasi supaya bisa
mendukung SD card. Dengan SD card, router ini bisa dibiarkan menyala
semaleman untuk mendownload atau mengupload file-file (daripada
menyalakan laptop terus, yang pengunaan dayanya cukup besar).
Pulang kerja aku mampir ke Computer Plaza, di Chiang Mai, kami gak
punya tools apapun, jadi di sana nyari obeng, solder, timah, multimeter,
kabel, dan casing SD card reader (sebenarnya sih bukan casing, tapi
beli MMC/SD card reader murahan).
Sesampainya di rumah, baru sadar: udah nggak inget caranya nyolder.
Sering sih lihat adik nyolder, tapi kayanya hands on experience terakhir
itu dah 12 tahun yang lalu kayanya. Jadi akhirnya nyari-nyari dulu tips
buat nyolder. Setelah itu riset berjam-jam untuk menemukan tutorial
yang benar dan sesuai. Masalahnya adalah: ada beberapa jenis modifikasi
untuk OpenWRT dan dd-wrt, dan ada 2 versi WRT54GL yaitu versi 1.0 dan
1.1. Ternyata yang paling jelas ada dua, yang pertama adalah
http://www.powco.net/wrt/ dan yang kedua adalah video dari
youtube.
Videonya cukup bagus, tapi kalo masih ragu-ragu mengenai posisi solder,
link pertama lebih jelas. Sebelumnya mungkin perlu juga dibaca mengenai
teorinya di situs
openwrt dan
dd-wrt.
Penggantian firmware Linksys jadi DD-WRT sangat mudah, cuma perlu
pake menu update firmware. Ada sedikit masalah, konfigurasinya cuma bisa
diakses via telnet, nggak via web, tapi ini mudah dibetulkan dengan
mereset bahasanya jadi bahasa Inggris. Proses modifikasi dengan
soldernya cukup menegangkan, soalnya yang perlu disolder cukup kecil.
Yang tidak disangka adalah: kabel yang kubeli diameternya lebih besar
dari yang dibutuhkan (kurang persiapan sih, nggak diukur dulu). Karena
ada kabel telpon nganggur (yang menurut pengalaman, kabel semacam ini
nggak akan dipake), maka kabel itu jadi korban. Setelah selesai
menyolder di sisi router, langsung ditest, dan hasilnya ternyata
routernya masih nggak apa-apa (nggak rusak).
Setelah itu giliran menyolder di sisi card reader. Meski agak bingung
mencari-cari letak bagian yang perlu disolder, akhirnya berhasil juga.
Tapi ternyata mengecewakan: ditest dengan MMC kok ternyata nggak jalan.
Akhirnya semuanya dicek lagi, semua koneksi dah bener, semua kabel dah
OK. Dicoba dibaca-baca lagi di web, dan ternyata masalahnya adalah MMC
tertentu tidak mendukung SPI, mode yang dipake oleh DD-WRT. Emang sih
ini MMC kuno banget, peninggalan Nokia jaman dulu. Untung masih ada
miniSD bawaan Nokia E61, jadi bisa dicoba lagi, dan akhirnya BERHASIL.
Oh iya ada tips penting: partisi dan format SD cardnya di Linux pake
fdisk dan mke2fs, karena entah kenapa partisi yang dibuat DD-WRT nggak
beres.
Oh iya, tadi sempet juga pengen ganti firmware dari versi standar ke
versi standar NOKAID (KAID ini cuma diperlukan buat gamer yang punya
ps2, xbox, dll), supaya ada space tersisa buat menyimpan hal-hal
penting. Dalam proses update kali ini saya nggak mencabut konektor WAN,
dan hasilnya: UPDATE FAILED. Menurut info, kalo powernya kedip-kedip
terus lebih dari 2 menit, berarti boot loadernya rusak, dan perlu
diflash pake JTAG. Udah panik nih, soalnya konektor JTAG kayanya gak
mudah dicari di Chiang Mai ini. Tapi ternyata …. dengan metode TFTP,
firmwarenya bisa direstore ke firmware Linksys. Agak kecut juga waktu
baca bahwa ini bakal butuh 10 menit buat ngeflashnya (itupun kalo
berhasil), tapi ternyata …. cuma beberapa detik doang.
Nanti sebentar lagi rencananya mau beli SD card 1 GB, biar bisa cukup
untuk banyak hal (menurut orang-orang di forum 2GB bisa, tapi banyak
merk/jenis yang bermasalah, amannya yang 1 GB aja). Sekarang 64 mb cuma
bisa muat dikit banget. Mengenai harga: Harga router 2200 baht (kira2
600 ribu rupiah), total belanja solder, multimeter, kabel, casing SD
card sekitar 350 baht (100 ribu rupiah). Harga SD card 1 gb kira-kira
500 baht (hampir 150 ribu rupiah). Memang totalnya gak murah sih, tapi
850 ribu menurutku nggak terlalu mahal untuk sebuah device yang bisa
menyala 24 jam untuk keperluan upload download dengan daya cuma 12 watt,
plus device ini bisa jadi web server juga dan bisa menjalankan aneka
macam program. Sebenarnya ini bisa dibilang sebuah komputer yang hemat
daya (di Thailand listrik mahal).